Suatu liburan semester, saya pergi ke Jogjakarta bersama rekan saya, menggunakan kereta api. Dengan maksud praktis kami tidak membawa perlatan masak, hanya membawa barang yang sekiranya perlu saja. Tiba di Jogjakarta saya langsung menuju daerah Gunung Kidul, dengan tujuan ingin mengisi liburan dan sekalian untuk bersilahturahmi dengan keluarga.
Karena daerah Gunung Kidul suasananya masih asri,yang sangat jarang atau malah sudah tidak ada lagi di Jakarta. Kami pun memutuskan pergi mendaki untuk melihat-lihat pemandangan yang indah di pagi hari, kami tidak sabar untuk pergi. Akhirnya yang terbawa hanya kamera dan kami lupa membawa bekal untuk makan nanti, karena Saking terpesonanya kami melihat pemandangan dari atas bukit, perut belum terisi dari pagi tadi. Kebetulan ada pohon lontar,kami segera mengambil buahnya untuk mengisi perut kami, tapi 1 buah lontar pun belum cukup untuk mengisi perut kami ber-6, untungnya kami menguasai teknik dasar-dasar Survival, alhasil kami membagi tugas untuk membuat kayu bakar dan berburu, saya dan ke-2 teman saya bertugas untuk mencari bahan makanan, alhasil kami membuat jebakan, untuk menjebak hewan yang ada di sekitar, usaha kami pun membuahkan hasil seekor ayam hutan dan biawak berhasil terjerat yang kami buat, tanpa basa-basi kami segera membawanya dan langsung membakarnya. Tekstur daging biawak mirip seperti daging bebek hanya saja sedikit keras dan berbau amis. Setelah perut kami terisi tidak berapa lama hujan turun, karena di dalam hutan tidak ada tempat berteduh, kami semua bergotong royong untuk membuat Bifak untuk berteduh.
Cara membuat Bifak adalah:
-ambil beberapa kayu atau ranting pohon
- dedaunan yang rimbun untuk atap,dan bila lebih bisa digunakan untuk alas.
-tali,kalau tidak ada tali gunakan akar yang mudah untuk mengikat.
-lalu ranting kayu tadi di susun membentuk segitiga, lalu di ikat kemudian susun dedaunan tadi sebagai atap .
Dan setelah hujan berhenti, kami segera bergegas untuk kembali ke desa. Keesokan harinya kami memutuskan untuk kembali ke Jakarta, setelah sampai stasiun kami memutuskan untuk pergi ke pasar beringharjo, karena di sana ada makanan khas kota pelajar ini, yakni GUDEG sungguh makanan yang menggugah selera apalagi di temani oleh secangkir wedang jahe dan es jeruk.
OJOLALI YO LESEHAN GUDEG MALLIBORRO, MAMPIR NENG KENE NGOMBE UMBAR GUYU CERITO NGELOR NGIDUL.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar